Dalam Negara demokrasi, parlemen tidak bisa mengontrol media. “Ngomong,
salah. Diam, salah. No comment, salah. Ucapan canda, diberitakan serius,”
kata seorang rekan yang berempati pada pimpinan DPR, karena kerap dipojokkan
media. Karena itu, ketua sebuah partai besar di Indonesia, ketika ditanya
seorang wartawan, hanya menjawab, “Terserah stasiun TV-mu, mau nulis
apa.”
Jadi? Biarkan media menguasai opini publik? Tidak.
Parlemen seharusnya berupaya membangun perspektif tentang kelembagaannya
melalui beragam kegiatan. Dengan kesadaran ini, banyak parlemen di dunia yang
memilih menyelenggarakan program untuk masyarakat, termasuk pendidikan parlemen
untuk para murid, siswa, dan guru sekolah. Anda bisa lihat di situs-situs
mereka.
Di parlemen Inggris, pendidikan parlemen untuk
generasi muda, dijalankan oleh Parliament’s Education Service sebagai
bagian dari parlemen. Lembaga ini bekerjasama dengan sekolah dan anggota
parlemen untuk mendukung generasi muda dalam memahami lembaga perwakilan.
Salah satu kegiatannya
adalah Parliamentarians in Schools, dimana anggota parlemen (House of
Lord dan House of Common) secara berkala mengunjungi sekolah dasar
dan menengah di Inggris.
Secara umum, mereka bercerita tentang apa saja
pekerjaan anggota parlemen, apa dampak dan relevansinya bagi kehidupan
anak-anak dan remaja.
Sekolah sendiri dapat meminta anggota parlemen agar
mereka datang ke sekolah. Caranya? Kirim permintaan melalui email kepada kantor
sekretariat. Formatnya, telah disediakan di situs mereka.
Di Australia, pendidikan parlemen diselenggarakan oleh
The Parliamentary Education Office (PEO), yang merupakan bagian
dari parlemen Australia. PEO menyediakan pelayanan pendidikan parlemen untuk
sekolah, guru dan siswa.
Kegiatannya, antara lain mengajarkan para siswa dan
guru tentang bagaimana parlemen bekerja. Metodenya, experiential learning
(para peserta diajak untuk bersimulasi, mengambil peran tertentu, menikmati
sendiri prosesnya, lalu melakukan refleksi dan pembelajaran).
Untuk para
siswa sekolah dasar dan menengah, mereka menyebutnya Role-Play Lesson Plans untuk mengenalkan fungsi legislasi, pembentukan pemerintahan,
refresentasi, dan pengawasan terhadap pemerintah.
PEO juga memproduksi bahan pengajaran untuk guru dan
murid di kelas. Selain itu, PEO juga membuat situs yang interaktif, informatif, untuk segala
usia dan tingkat pengetahuan.
Di parlemen
Singapura, ada beberapa kegiatan pendidikan parlemen untuk murid, siswa dan
mahasiswa. Antara lain:
Visit On
Non-Sitting Day (Kunjungan
ke parlemen di luar masa sidang atau kunjungan pada saat masa reses).
Parliament
In Session (Para
peserta diajak melihat secara langsung bagaimana sidang dan perdebatan di
parlemen).
Moot
Parliament (Para
siswa bersimulasi menjadi pimpinan atau anggota parlemen, perdana menteri, atau pemimpin oposisi. Mereka bersidang, berdebat membahas undang-undang dan belajar tentang beberapa prosedur di parlemen, secara menarik dan menyenangkan).
Visit On Non-Sitting Day For Primary Schools. (Kunjungan ke parlemen di luar masa sidang khusus untuk anak-anak sekolah
dasar)
Holiday Enrichment Programme for Secondary Schools. (Program
untuk mengisi hari libur bagi sekolah menengah. Kegiatannya, diserahkan kepada
peserta untuk merancang sendiri, sekretariat parlemen akan memfasilitasinya).
Akhirnya, justru karena tersingkirnya citra positif
anggota parlemen, justru karena ia keluar dari 10 besar cita-cita anak
Indonesia, justru karena itulah Anda diharapkan berkontribusi pada pembenahan
paradigma berpolitik, berpartai, dan berparlemen di negeri ini.
Jangan sampai, kita menjadi -meminjam istilah John F
Kennedy- bangsa yang terlampau lama tertidur. Untuk itu, penutup pidato 1.335
kata, Kennedy, pada 18 Juni 1940, penting diingat kembali, “Janganlah bertanya,
apa yang dapat dilakukan oleh negerimu untukmu; tanyakan apa yang dapat kamu
lakukan untuk negerimu,”
Jika media, sekolah, lingkungan, dan parlemen itu
sendiri tak kondusif bagi terciptanya sebuah generasi dengan karakter dan
kesadaran bernegara, secara pribadi atau melalui komunitas, Anda bisa melakukan
peran itu untuk putra-putri, murid, atau siswa Anda. Caranya? Lagi-lagi
kreativitas.
Ajak mereka berwisata ke DPR/DPRD menyaksikan anggota
bersidang. Jika ke DPR, di depan pintu gerbang, Anda akan ditanya oleh petugas
Pengamanan Dalam (Pamdal), “Mau ke mana pak?” Tenang dan jawab saja, “Mau melihat-lihat
DPR,” Jangan lupa Anda tanya balik, “Maaf, pak Pamdal sendiri sudah kenal
DPR?”