Jumat, 19 April 2013

Pendidikan Parlemen Di Beberapa Negara




Dalam Negara demokrasi, parlemen tidak bisa mengontrol media. “Ngomong, salah. Diam, salah. No comment, salah. Ucapan canda, diberitakan serius,” kata seorang rekan yang berempati pada pimpinan DPR, karena kerap dipojokkan media. Karena itu, ketua sebuah partai besar di Indonesia, ketika ditanya seorang wartawan, hanya menjawab, “Terserah stasiun TV-mu, mau nulis apa.”

Jadi? Biarkan media menguasai opini publik? Tidak. Parlemen seharusnya berupaya membangun perspektif tentang kelembagaannya melalui beragam kegiatan. Dengan kesadaran ini, banyak parlemen di dunia yang memilih menyelenggarakan program untuk masyarakat, termasuk pendidikan parlemen untuk para murid, siswa, dan guru sekolah. Anda bisa lihat di situs-situs mereka.

Di parlemen Inggris, pendidikan parlemen untuk generasi muda, dijalankan oleh Parliament’s Education Service sebagai bagian dari parlemen. Lembaga ini bekerjasama dengan sekolah dan anggota parlemen untuk mendukung generasi muda dalam memahami lembaga perwakilan.

Salah satu kegiatannya adalah Parliamentarians in Schools, dimana anggota parlemen (House of Lord dan House of Common) secara berkala mengunjungi sekolah dasar dan menengah di Inggris. 

Secara umum, mereka bercerita tentang apa saja pekerjaan anggota parlemen, apa dampak dan relevansinya bagi kehidupan anak-anak dan remaja.

Sekolah sendiri dapat meminta anggota parlemen agar mereka datang ke sekolah. Caranya? Kirim permintaan melalui email kepada kantor sekretariat. Formatnya, telah disediakan di situs mereka. 

Di Australia, pendidikan parlemen diselenggarakan oleh The Parliamentary Education Office (PEO), yang merupakan bagian dari parlemen Australia. PEO menyediakan pelayanan pendidikan parlemen untuk sekolah, guru dan siswa.

Kegiatannya, antara lain mengajarkan para siswa dan guru tentang bagaimana parlemen bekerja. Metodenya, experiential learning (para peserta diajak untuk bersimulasi, mengambil peran tertentu, menikmati sendiri prosesnya, lalu melakukan refleksi dan pembelajaran). 

Untuk para siswa sekolah dasar dan menengah, mereka menyebutnya Role-Play Lesson Plans untuk mengenalkan fungsi legislasi, pembentukan pemerintahan, refresentasi, dan pengawasan terhadap pemerintah.

PEO juga memproduksi bahan pengajaran untuk guru dan murid di kelas. Selain itu, PEO juga  membuat situs yang interaktif, informatif, untuk segala usia dan tingkat pengetahuan.

Di parlemen Singapura, ada beberapa kegiatan pendidikan parlemen untuk murid, siswa dan mahasiswa. Antara lain:


Visit On Non-Sitting Day (Kunjungan ke parlemen di luar masa sidang atau kunjungan pada saat masa reses).

Parliament In Session (Para peserta diajak melihat secara langsung bagaimana sidang dan perdebatan di parlemen).

Moot Parliament  (Para siswa bersimulasi menjadi pimpinan atau anggota parlemen,  perdana menteri, atau pemimpin oposisi. Mereka bersidang, berdebat membahas undang-undang dan belajar tentang beberapa prosedur di parlemen, secara menarik dan menyenangkan).

Visit On Non-Sitting Day For Primary Schools. (Kunjungan ke parlemen di luar masa sidang khusus untuk anak-anak sekolah dasar)

Holiday Enrichment Programme for Secondary Schools. (Program untuk mengisi hari libur bagi sekolah menengah. Kegiatannya, diserahkan kepada peserta untuk merancang sendiri, sekretariat parlemen akan memfasilitasinya).

Akhirnya, justru karena tersingkirnya citra positif anggota parlemen, justru karena ia keluar dari 10 besar cita-cita anak Indonesia, justru karena itulah Anda diharapkan berkontribusi pada pembenahan paradigma berpolitik, berpartai, dan berparlemen di negeri ini.

Jangan sampai, kita menjadi -meminjam istilah John F Kennedy- bangsa yang terlampau lama tertidur. Untuk itu, penutup pidato 1.335 kata, Kennedy, pada 18 Juni 1940, penting diingat kembali, “Janganlah bertanya, apa yang dapat dilakukan oleh negerimu untukmu; tanyakan apa yang dapat kamu lakukan untuk negerimu,”
 
Jika media, sekolah, lingkungan, dan parlemen itu sendiri tak kondusif bagi terciptanya sebuah generasi dengan karakter dan kesadaran bernegara, secara pribadi atau melalui komunitas, Anda bisa melakukan peran itu untuk putra-putri, murid, atau siswa Anda. Caranya? Lagi-lagi kreativitas.

Ajak mereka berwisata ke DPR/DPRD menyaksikan anggota bersidang. Jika ke DPR, di depan pintu gerbang, Anda akan ditanya oleh petugas Pengamanan Dalam (Pamdal), “Mau ke mana pak?” Tenang dan jawab saja, “Mau melihat-lihat DPR,” Jangan lupa Anda tanya balik, “Maaf,  pak Pamdal sendiri sudah kenal DPR?”

Resensi: Parlemen Untuk Pemula



“Apa persepsi kalian terhadap DPR? Tuliskan dalam tiga bagian; positif, negatif, dan netral," Mana yang lebih banyak? Dalam setiap pelatihan parlemen yang diadakan Indonesian Parliamentary Center (IPC), ada hal yang selalu sama di antara para peserta; persepsi negatif selalu jauh lebih banyak ketimbang yang netral, apalagi positif. Ini sama dengan berbagai survei persepsi publik yang menempatkan DPR dalam deretan lembaga terkorup.

DPR sendiri bukannya tidak sadar. Tahun 2006, dibentuk Tim Peningkatan Kinerja DPR RI yang melakukan analisa terhadap sejumlah permasalahan di DPR. Tapi sayang, implementasi atas berbagai rekomendasi tim tersebut sangat lamban. Tujuan buku kecil ini, tentu tidak memadai jika dimaksudkan untuk melakukan koreksi atas ragam keruwetan yang menggurita itu. Buku ini diadakan untuk menjawab dengan singkat; apa itu DPR dan bagaimana lembaga ini bekerja?

Penilaian selanjutnya diserahkan kepada pembaca. Misalnya; dalam buku ini disajikan rincian uang yang diterima anggota DPR saat reses dan ada pula form pertanggungjawabannya. Silakan mengirangira sendiri, apa yang akan terjadi dalam sistem yang seperti itu. Hati- hati, barangkali dengan membaca buku ini, anda makin terbenam dalam kegundahan. Ya, buku ini memang bukan untuk melenyapkan rasa itu, tetapi memfasilitasi hadirnya sebuah kegundahan yang bermutu. Bermutu, karena ia disandarkan pada pemahaman, bukan ikut-ikutan.Buku ini akan dibagikan kepada peserta workshop secara gratis. Klik Untuk Edisi PDF

JudulParlemen Untuk Pemula
Edisi
No. Panggil
ISBN/ISSN978-979-19565-2-9
PengarangArbain
Ahmad Hanafi
Topik/SubjekMedia and Information
Klasifikasi328.1
Judul Seri
Bentuk MediaBuku
BahasaIndonesia
PenerbitIndonesian Parliamentary Center
Tahun Terbit2009
Tempat TerbitJakarta
Kolasi93 hlm.
CatatanBuku ini berisi informasi tentang apa itu Parlemen dan informasi yang ada di dalam tata kerja parlemen kita.
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code