Sejumlah partai
politik peserta Pemilu 2014 di provinsi Bengkulu mengaku kesulitan
memenuhi kuota 30 persen keterwakilan perempuan untuk anggota legislatif
pada pemilu mendatang. Hal ini terjadi karena kebanyak perempuan di
Bengkulu tidak siap berkarier di dunia politik.
"Kita kesulitan untuk memenuhi kuota 30
persen terwakilan perempuan pada calon anggota legeslatif di daerah ini.
Sebagian perempuan di Bengkulu tak siap berkarier di politik," kata
Ketua DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi Bengkulu, Diah
Nurwiyanti Agusrin, kepada Antara, di Bengkulu, Jumat (15/3).
Ia mengatakan, tidak tercapainya kuota perempuan untuk caleg pada pemilu 2014 di Bengkulu bukan hanya alami PPP saja, tapi sejumlah partai peserta pemilu lainnya di daerah ini juga mengalami hal yang sama.
Hal ini terjadi karena animo perempuan di Bengkulu untuk berpolitik masih rendah. "Tidak banyak perempuan yang mau dan berniat terjun ke dunia politik, sehingga kita kesulitan memenuhi kuota 30 persen caleg dari perempuan," ujar istri mantan Gubernur Bengkulu, Agusrin Maryono Najamudin.
Hal senada diungkapkan Sekretaris DPD Partai Gerindra Provinsi Bengkulu, Sis Rahman. Ia mengatakan, pihaknya kesulitan untuk menjaring caleg perempuan untuk diusung pada pemilihan legislatif 2014.
"Kita benar-benar kesulitan untuk menjaring caleg perempuan yang akan diusung Partai Gerindra pada pemilu legilsatif nanti, terutama calon legislatif tingkat kabupaten dan kota. Akibatnya, kuota keterwakilan caleg perempuan tidak dapat direalisasikan dengan baik," ujarnya.
Sedangkan untuk kuota keterwakilan 30 persen caleg perempuan untuk anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari Partai Gerindra sudah terpenuhi dengan baik. "Kalau untuk caleg DPRD Provinsi Bengkulu, kuota 30 persen keterwakilan perempuan dapat atasi dengan baik," ujarnya.
M Sis Rahman mengatakan, rendahnya partisipasi politik perempuan di Bengkulu tidak terlepas dari kultur yang dianut masyarakat. Namun Partai Gerindra terus berupaya meningkatkan partisipasi politik kaum perempuan lewat organisasi sayap politik, Perempuan Indonesia Raya (Pira).
"Organisasi ini salah satu tumpuan untuk memproses kader perempuan sehingga siap maju sebagai calon legislatif pada pemilu legislatif 2014 mendatang," ujarnya.
Keterwakilan perempuan, katanya tidak hanya dengan menempatkan perempuan dalam daftar caleg saja, tapi memiliki kapasitas dan elektabilitas yang baik.
Karena itu, kader perempuan yang diusung Partai Gerindra pada pemilu legeslatif 2014 adalah caleg yang siap menang dan mampu menerjemahkan cita-cita partai dan konstituen.
"Kami akan melakukan wawancara tahap akhir terhadap seluruh calon legislatif yang akan diusulkan sebagai daftar calon sementara. Ini dilakukan agar caleg perempuan dari Gerindra yang kita usung mampu meraih kursi DPRD di tingkat kabupaten, kota dan provinsi di daerah ini," ujarnya.(rga)
Ia mengatakan, tidak tercapainya kuota perempuan untuk caleg pada pemilu 2014 di Bengkulu bukan hanya alami PPP saja, tapi sejumlah partai peserta pemilu lainnya di daerah ini juga mengalami hal yang sama.
Hal ini terjadi karena animo perempuan di Bengkulu untuk berpolitik masih rendah. "Tidak banyak perempuan yang mau dan berniat terjun ke dunia politik, sehingga kita kesulitan memenuhi kuota 30 persen caleg dari perempuan," ujar istri mantan Gubernur Bengkulu, Agusrin Maryono Najamudin.
Hal senada diungkapkan Sekretaris DPD Partai Gerindra Provinsi Bengkulu, Sis Rahman. Ia mengatakan, pihaknya kesulitan untuk menjaring caleg perempuan untuk diusung pada pemilihan legislatif 2014.
"Kita benar-benar kesulitan untuk menjaring caleg perempuan yang akan diusung Partai Gerindra pada pemilu legilsatif nanti, terutama calon legislatif tingkat kabupaten dan kota. Akibatnya, kuota keterwakilan caleg perempuan tidak dapat direalisasikan dengan baik," ujarnya.
Sedangkan untuk kuota keterwakilan 30 persen caleg perempuan untuk anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari Partai Gerindra sudah terpenuhi dengan baik. "Kalau untuk caleg DPRD Provinsi Bengkulu, kuota 30 persen keterwakilan perempuan dapat atasi dengan baik," ujarnya.
M Sis Rahman mengatakan, rendahnya partisipasi politik perempuan di Bengkulu tidak terlepas dari kultur yang dianut masyarakat. Namun Partai Gerindra terus berupaya meningkatkan partisipasi politik kaum perempuan lewat organisasi sayap politik, Perempuan Indonesia Raya (Pira).
"Organisasi ini salah satu tumpuan untuk memproses kader perempuan sehingga siap maju sebagai calon legislatif pada pemilu legislatif 2014 mendatang," ujarnya.
Keterwakilan perempuan, katanya tidak hanya dengan menempatkan perempuan dalam daftar caleg saja, tapi memiliki kapasitas dan elektabilitas yang baik.
Karena itu, kader perempuan yang diusung Partai Gerindra pada pemilu legeslatif 2014 adalah caleg yang siap menang dan mampu menerjemahkan cita-cita partai dan konstituen.
"Kami akan melakukan wawancara tahap akhir terhadap seluruh calon legislatif yang akan diusulkan sebagai daftar calon sementara. Ini dilakukan agar caleg perempuan dari Gerindra yang kita usung mampu meraih kursi DPRD di tingkat kabupaten, kota dan provinsi di daerah ini," ujarnya.(rga)
sumber: metrobengkulu.com
0 komentar:
Posting Komentar