Senin, 07 Oktober 2013

Bengkulu Selatan; Sejarah I, Surat Suara

Ini pelatihan ke-3, setelah dua pelatihan sebelumnya di Kota Bengkulu. Kali ini, kami menggunakan Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkulu Selatan, sebuah tempat yang terbilang sederhana. Sebenarnya, jika dipelihara dengan baik, tempat ini bisa bernilai rupiah yang tinggi, jika disewakan. Tapi sudahlah, itu satu soal. Saya hanya berdoa serius, "Semoga tak hujan," Kini, tantangannya bagaimana menyulap kesederhanaan ini menjadi momentum yang memewahkan. Ya, mewah karena kesan yang mendalam.

Happy instrumental menyambut kedatangan satu per satu siswa SMA di Bengkulu Selatan. Sesi dimulai, tak banyak respon dari mereka. Wah, apa bahasanya terlalu tinggi ya? Hmm, ternyata hanya soal waktu. Pada saat sesi simulasi, ternyata antusian dan kreativitas siswa di sini tak kalah dengan mahasiswa di Kota Bengkulu. Alhamdulillah

Di Pelatihan inilah, kertas suara pemilihan, pertama kali kami gunakan. Sebuah ide spontan, yang hadir dengan H2C (Harap-harap cemas), karena printernya lamban. Tapi akhirnya semua bisa teratasi. Sesi pengnalan pemilu ini dijamin lebih Ok, dari sosialisasi ala KPU sekalipun. Kami mensimulasikan bukan soal teknis semata, tetapi strategi. "Anak-anakku, coba lihat siapa yang menang? Ini pelajaran. Biasanya di satu keluarga, kita berbagi dukungan untuk beberapa calon, supaya adil. Dampaknya, tak satupun terpilih. Seperti simulasi ini, yang menang adalah yang mendapat dukungan penuh dari kelompoknya plus dukungan dari orang-orang dari kelompok lain." Dengan dukungan yang terfokus, lebih memungkinkan untuk menghasilkan terpilihnya wakil yang kita inginkan.  Tentu, yang berintegritas, berkomitmen, dan berkapasitas.  










0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hostgator Discount Code